Masyarakat Bali sendiri sarat akan ritual serta aktivitas keagamaan yang menenangkan jiwa dan raga seperti yoga, meditasi, dan melukat. Kegiatan melukat adalah adalah sebuah ritual suci pembersihan diri dalam agama Hindu di Bali yang dilakukan dengan tujuan menyucikan jiwa dan raga secara spiritual dari segala bentuk energi negatif, dosa, atau karma buruk.
Kegiatan ini biasanya dilakukan di sumber mata air seperti air terjun, danau, ataupun laut, kini bisa juga dilakukan oleh siapa saja tidak harus beragama Hindu. The Wonderspace akan membantu mengupas tuntas apa itu melukat, filosofi, tata cara, hingga rekomendasi tempat melukat di Bali.
Apa Itu Melukat?
Melukat adalah upacara penyucian diri ini berasal dari kata sulukat, gabungan dari kata su (baik/indah) dan lukat (pembersihan atau penyucian). Tradisi ini merupakan bagian dari Yadnya (persembahan suci), bertujuan untuk membersihkan diri dari kotoran (mala) yang ada di dalam tubuh (sekala) maupun jiwa (niskala).
Secara esensial, tradisi melukat di Bali adalah ritual pemurnian spiritual yang dilakukan dengan keyakinan penuh. Kegiatan ini tidak hanya dilakukan oleh warga Bali asli, tetapi juga banyak dilakukan wisatawan mancanegara karena sangat “powerful” dalam memurnikan tubuh dan pikiran.
Sejarah dan Filosofi Melukat
Sejarah melukat berakar kuat dalam ajaran Hindu Bali, di mana air (Tirta) dipercaya sebagai elemen suci yang memiliki kekuatan penyembuhan dan pemurnian. Filosofi utama tradisi melukat adalah untuk mengembalikan keseimbangan (Tri Hita Karana) antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama, dan manusia dengan alam.
Kegiatan melukat di Bali juga dipercaya dapat menghilangkan efek negatif dari pikiran buruk, penyakit, dan nasib sial melekat pada diri seseorang. Air dialirkan dari kepala hingga ke kaki merupakan bentuk simbolis kotoran jiwa dan raga akan larut bersama air serta lepas dari tubuh kita.
Secara lebih mendalam, masyarakat lokal juga menggunakan ritual ini untuk menyembuhkan suatu penyakit yang kerap dialami di Bali, khususnya penyakit non-medis dan tidak terdeteksi oleh dokter. Tidak sedikit juga orang melakukan melukat sebagai bagian penyembuhan luka batin ataupun trauma.
Jenis-jenis Melukat di Bali
Ada beberapa jenis jenis melukat yang dikenal di Bali, masing-masing memiliki tujuan spesifik:
- Melukat Gni Rawa
Ritual ini tidak hanya menggunakan air sebagai media pembersihan tetapi juga menggunakan api. Sebelum dilakukan upacara, setiap peserta akan diberikan tirta (air suci) supaya tetap selamat saat melakukan upcara ini.
Setelah itu setiap peserta akan saling memukulkan bara api namun uniknya setiap peserta tidak mengalami luka-luka apapun setelahnya. Tradisi ini bertujuan untuk menetralisir pengaruh-pengaruh negatif maupun trauma dilakukan bersama berbagai persembahan dengan makanan tradisional khas Bali.
- Melukat Sapuh Leger
Khusus dilakukan untuk mereka yang lahir pada hari Tumpek Wayang. Orang-orang yang lahir di hari tersebut memiliki aura magis perlu dinetralkan. Oleh karena itu, aktivitas melukat ini dilakukan untuk menghindari dari nasib buruk sekaligus menyeimbangkan energi dalam diri.
Aktivitas ini juga dilakukan bersamaan dengan pertunjukan Wayang Sapuh Leger, populer dipercaya dapat memberikan penghiburan pada orang-orang yang hadir ataupun mereka yang tak kasat mata.
- Melukat Puspa Pangresikan
Puspa sendiri berarti bunga dan pangresikan berarti pembersihan, melukat ini bertujuan untuk membersihkan diri sebelum memulai hal baru. Biasanya dilakukan untuk pengantin baru atau saat memasuki fase kehidupan baru.
- Melukat Beyakala
Ritual satu ini paling umum dilakukan baik warga Bali sendiri maupun turis. Kegiatan ini dilakukan untuk memohon keselamatan, menolak bala, serta membersihkan diri dari unsur jahat atau kotor.
Ritual ini dilakukan di sumber mata air mengalir. Ada beberapa tempat melukat yang populer seperti Tirta Empul Gianyar ataupun Griya Taman Beji di Badung.
Proses dan Tata Cara Melukat
Peserta melukat bisa siapa saja, baik penganut Hindu maupun wisatawan, boleh mengikuti ritual ini, asalkan menghormati kesucian tempat dan mengikuti aturan adat yang berlaku. Prosesi melukat di Bali pun umumnya melibatkan beberapa tahapan.
- Pertama, pemohon menyiapkan sarana seperti banten (sesajen), bunga, dan pakaian adat yang sopan. Ritual dimulai dengan sembahyang di pura dekat sumber air.
- Setelah itu, pemohon akan membasuh diri di pancuran air suci, seringkali dengan urutan tertentu dan setiap tempat melukat memiliki aturannya sendiri.
- Saat selesai ritual, pemohon akan diminta melakukan persembahyangan kembali untuk mengucap terima kasih atas berkat yang diberikan melalui kegiatan tersebut.
Tempat Melukat Terkenal di Bali
Untuk melakukan kegiatan ini perlu mencari sumber mata air diyakini memiliki kekuatan suci. Beberapa tempat melukat di Bali yang paling terkenal dan sering dikunjungi adalah:
- Tirta Empul
Pura yang sangat populer dan merupakan tujuan utama untuk melukat di Tirta Empul. Dikenal memiliki beberapa pancuran dengan fungsi penyucian berbeda mulai dari pembersihan sampai penyucian roh orang yang sudah meninggal.
Uniknya tempat melukat satu ini memiliki kolam ikan koi bisa jadi tempat berfoto maupun berinteraksi untuk menjernihkan pikiran dari beban dunia. Tempat ini terbuka untuk wisatawan selama mengenakan pakaian sopan.
- Tirta Sudamala, Bangli
Terkenal dengan kekuatan airnya dipercaya dapat menyembuhkan penyakit dan membersihkan energi negatif melekat. Tirta Sudamala umumnya lebih sepi dibanding dengan Tirta Empul sehingga warga lokal suka melukat di sini.
Namun, untuk menjangkau tempat ini cukup jauh yaitu sekitar 2.5 jam dari pusat kota. Pengunjung juga sebaiknya membawa makanan dari rumah karena daerah sekitarnya minim tempat makan ataupun restoran.
- Griya Taman Beji
Griya Taman Beji memiliki keunikan tersendiri yaitu banyaknya air mancur serta air terjun yang dilewati sebagai bagian dari ritual penyucian diri. Dimulai dengan air mancur kecil dan diakhiri dengan berteriak dan terawa dibawah derasnya air terjun untuk mengeluarkan emosi negatif sekaligus menarik kebahagiaan.
Tidak hanya membersikan diri, banyak orang datang ke sini untuk memohon keturunan, pengobatan, rejeki, dan bahkan jodoh. Terdapar juga pembaca garis tangan (palm reader) yang bisa melihat masa depan sekaligus melihat trauma masa lalu.
Setelah melukat setiap peserta akan diberikan gelang tridatu, sebuah simbol bahwa seseorang telah dilindungi dari bahaya. Gelang tridatu ini juga bisa jadi kenangan ataupun oleh-oleh khas Bali yang unik dan otentik.
- Pura Dang Kahyangan Taman Sari
Berlokasi di Mengwi, sekitar 50 menit dari pusat kota Denpasar menjadikannya salah satu tempat melukat di Bali yang mudah dijangkau dari pusat kota. Pura ini merupakan salah satu jejak Dang Hyang Nirartha, salah satu pendeta Hindu terkenal dalam mengajarkan agama Hindu ke Bali pada ratusan tahun lalu.
Lokasi ini dipilih karena terdapat sumber mata air yang dikenal Wulakan dan mampu menyembuhkan orang sakit atau memohon keturunan, khususnya yang disebabkan oleh hal non-medis. Setelah melukat, peserta pun diarahkan untuk sembahyang di Pura Taman Sari.
- Pura Luhur Tamba Waras
Pura yang berada di Kecamatan Penebel, sekitar 1.5 jam perjalanan dari kota Denpasar. Memiliki tujuh pancoran atau dikenal juga dengan Pancoran Sapta Gangga di mana setiap pancorannya memiliki fungsi berbeda-beda.
Selain untuk membersihkan diri, banyak orang datang ke sini untuk memohon kesembuhan penyakit medis maupun medis. Biasanya pengunjung yang ingin melukat akan diminta meminum air pancuran bersumber dari kawasan Muncak Sari.
Kapan Waktu Terbaik untuk Melukat
Kapan waktu yang tepat untuk melukat? Meskipun dapat dilakukan kapan saja, ritual ini dipercaya lebih efektif jika dilakukan pada hari-hari baik (Dewasa Ayu), seperti:
- Purnama dan Tilem: Hari bulan penuh dan bulan mati, diyakini energi spiritual alam sedang tinggi.
- Hari Raya: Seperti Galungan, Kuningan, atau hari kelahiran (Otonan) seseorang.
- Waktu Khusus: Setelah mengalami mimpi buruk, sakit, atau mengalami kejadian kurang menyenangkan.
Tips Mengikuti Ritual Melukat
Ada beberapa tips yang bisa diikuti mengikuti ritual melukat:
- Kenakan Pakaian yang Sopan
Gunakan kain sarung dan selendang saat memasuki tempat melukat di Bali sebagai bentuk penghormatan terhadap tempat suci.
- Gunakan Jasa Pemandu Lokal (Pemangku)
Anda dapat menyewa pemandu atau pemangku untuk menjelaskan makna prosesi melukat serta membantu menyiapkan sarana dan urutan ritual.
- Persiapkan Donasi dan Biaya Ritual
Biasanya terdapat biaya masuk pura dan donasi sukarela. Biaya melukat untuk sarana ritual dapat bervariasi tergantung tingkat kerumitan dan jenis ritual yang dipilih.
- Hormati Aturan dan Suasana Suci
Jaga sikap, jangan bersuara keras, serta ikuti arahan pemangku agar pengalaman melukat berjalan dengan khidmat dan penuh makna.
Kesimpulan
Melukat adalah ritual pembersihan spiritual yang menawarkan manfaat melukat berupa ketenangan batin dan pembaruan energi, menjadikannya pengalaman wajib dicoba saat berada di Pulau Dewata. Memahami tradisi ini akan memperkaya perjalanan wisata spiritual bali Anda.Untuk mendapatkan informasi lebih mendalam seputar panduan perjalanan, kuliner, dan destinasi menarik lainnya di Bali untuk keluarga, pasangan, atau grup, kunjungi The Wonderspace untuk dapatkan insight liburan di Bali.